KITAB KUNING ALAMI ANCAMAN PERUBAHAN
Oleh : Moh. Abdullah Sa’en*
Salah satu tradisi
agung (great tradition) di Indonesia adalah tradisi pengajaran agama
islam seperti yang muncul di pesantren
Jawa dan lembaga-lembaga serupa di luar jawa serta Semenanjung Malaya. Alasan
pokok munculnya pesantren ini adalah untuk mentransmisikan Islam tradisional
sebagaimana yang terdapaat dalam kitab-kitab klasik yang ditulis berabad-abad
yang lalu. Kitab-kitab ini dikenal di Indonesia sebagaai kitab kuning.[1] Dengan ini dapat
diartikan bahwa pesantren mempunyai sebuah tradisi pengajaran agama islam
dengan cara mengajarkan kitab kuning.
Sebagai lembaga
pendidikan yang khas, pondok pesantren
(selanjutnyaa disebut “pesantren” saja) memiliki tradisi keilmuan
berbeda dengan lembaga-lembaga pendidikan lain di negeri ini. Salah satu ciri
khas yang menjadi pembeda adalah materi
yang diajarkan di pesantren, berupa kitab kuning; kitab-kitab klasik keislaman
yang ditulis oleh ulama Islam dari luar dan dalam negeri, menggunakan bahasa
Arab atau Arab Pegon. Yang mana didalamnya tersimpan segala informasi tentang
Islam, baik sejarah peradaban, hukum Islam, teknologi, kedokteran, fisika, dan
lain sebagainya.[2]
Pesantren dan kitab
kuning merupakan dua sisi yang tidak terpisahakan dalam keping pendidikan agama
Islam di Indonesia. Sejak sejarah awal berdirinya, pesantren tidak dapat
dipisahkan dari literatur kitab buah pemikiran dan “karya tulis para ulama
klasik skolastisk yang tidak ragu lagi kreadibilitasnya.”[3] Kitab kuning
merupakan sebuah sumber utama didalam mendalami ajaran agama Islam. Sehingga
bisa dipahami jika ada pesantren ada kajian kitab kuningnya, karena kitab
merupakan sumber utama pendidikan di lingkungan pesantren.
Namun seiring dengan
terus gencarnya perang pemikiran (Guzwatul fikr) tidak jarang juga
merambat terrhadap kitab kinang sebagai asas rujukan para intelektual
pesantren, mereka orang-orang diluar pesantren bersusah payah mencari cara
untuk melemahkan para ccendekia cendekia dengan berbagai cara dan salah satu
caranya adalah dengan merubah keorsinilitas tulisan atau kandungan yang
terdapat dalam kitab-kitab kuning, kitab kuning yang menjadi rujukan pesantren,
kitab-kitab keislaman kontemporer ini bisa menjadi legitimasi arus pemikiran di
luar yang telah diajarkan oleh para penulisnya.
Ini dibenarkan oleh
Direktur Pendidikan Diniyah daan Pondok Pesantren Kementerian Agama Aca
Saefuddin menurutnya “ Saat ini upaya pengubahan dan penyusupan isi
kitab-kitab-kitab pelajaran agama atau bisa disebut kitab kuning semakin gencar”
hal ini menurutnya karena terjadinya perang pemikiran antara kelompok Salafiyah
yang diwakilkan Ahlussunnah wal jamaah dengan kelompok garis keras atau biasa
disebut dengan wahabi.
Maka langkah yang
tepat dan bijak sebagai bentuk proteksi menghadapi cara-cara bejat dan licik mereka
adalah, para pesantren, kiai, ustadz, harus bisa memberi pemahaman yang benar
dan tepat sesuai dengan konten penulisnya, agar para santri bisa peka
membedakan mana karangan asli dengan kitab
yang telah dirubah tersebut, maka langkah sistemik yang mesti terus digalakkan adalah dengan cara terus
memberi pemahaman mendalam terhadap para santri dengan berbagai metode yang ada,
agar ini tidak menjadi bola liar yang terus begulir, yang bisa berakibat fatal
terhadap pemikiran santri, atau akan berdampak besar terhadap berbagai hal, dan
suatu hal tidak kalah pentingnya adalah dengan cara terus meningkatkan tingkat
pemahaman santri dalam membaca kitab kuning serta kemampuannya dalam memahami
kandungan kitab kuning dengan komprehensif dan benar, InsyaAlloh dengan ini
ancaman perubahan kitab kuning bisa di atasi.
·
Penulis PIMRED
al-Miftah Magazine
\
[1] Martin van
bruinessen, Kitab Kuning Pesantren dan Tarekat, (Yogyakarta : Gading
publishing,2015),.85
[2] M. Masyhuri
Mochtar, Dinamika Kajian Kitab Kuning di Pesantren (Pasuruan : Pustaka
Sidogiri, 1436 H), 9.
[3] Syarif, “
Tradisi Dan Kontektualisasi Kitab Kuning di Pesantren : Studi Kasus di Pondok
Pesantren Miftahul Huda Manonjaya Tasikmalaya”, Balaia Penelitian Agamaa Jakartaa (2014),3.
Posting Komentar untuk "KITAB KUNING ALAMI ANCAMAN PERUBAHAN"