Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

TIDAK AKAN RUSAK ORANG YANG MUSYAWAROH



Musyawaroh adalah berkumpulnya beberapa orang, didalam mencari kesepakatan terbaik dari beberapa pendapat anggota musyawaroh. Bermusyawaroh tanda luasnya dada tidak sempit dada, serta tidak egoisnya pribadi, mau mendengarkan masukan orang lain serta merelakan atau sikap menerima jika gagasan tidak diterima oleh para anggota musyawaroh.
Manusia sebagai mahluk social, kehidupannya tidak mungkin tidak bergandengan dengan manusia lainnya, minimal didalam ruang lingkup keluarga, tentu banyak perbedaan pendapat, serta hampir dipastikan akan menimbulkan banyak keinginan yang berbeda-beda. Sehingga diperlukan satu mufakat bersama agar tidak terjadi kegaduhan didalam rumah tangga, salah satu solusinya adalah dengan bermusyawaroh, bangun komonikasi diantara keluarga. Hal ini dicontohkan oleh Rasululloh SAW, disebutkan dalam kitab Ta’lim karangan az-Zarnuji bahwa Rasululloh salah satu kegemarannya adalah bermusyawaroh tidak terkecuali masalah rumah tangganya, meski pada dasarnya beliau seorang kepala rumah tangga dan Imam yang mempunya hak veto mengelolah dan memimpinnya. Tapi Rpsululloh selalu mengedepankan musyawaroh dalam semua hal.
Dari contoh di atas, terdapat ibroh dan hikmah yang dapat diambil dari kita dalam scop rumah tangga, ruang lingkup kecil Rasululloh masih mau bermusyawaroh, apalagi dalam memimpin negara, sangat dipastikan beliau akan mengedepankan musyawaroh, hal ini seperti yang disebutkan dalam kitab Tafsir Ibnu Katsir bahwa Rosululloh SAW, sangat gemar bermusyawaroh, hal seperti yang dijelaskan bahwa.
 Nabi mengajak  para sahabatnya bermusyawarah saat perang Uhud, apakah beliau tetap berada di Madinah atau keluar menyambut kedatangan musuh. Manakala sebagian besar sahabat mengusulkan agar semuanya berangkat menghadapi mereka, Nabi Saw. Kemudian memutuskan untuk berangkat bersama pasukannya menuju musuh berada.
Nabi Saw, juga mengajak para sahabat beliau bermusyawaroh dalam perang khandaq untuk berdamai dengan golongan yang bersekutu dengan memberikan sepertiga dari hasil buah-buahan Madinah pada tahun itu. Usul itu ditolak oleh dua orang Sa’d, yaitu Sa’d Ibnu Mu’az dan Sa’d Ibnu Ubadah. Akhirnya Nabi Saw. Menuruti pendapat mereka.
Nabi Saw, mengajak mereka bermusyawarah pula dalam peristiwa Hudaibiyah, hendak memberi usulan untuk menyerang orang-orang musyrik. Maka, Abu Bakar As-Siddiq berkata, “Sesungguhnya kita datang bukan untuk berperang, melainkan untuk melakukan ibadah umrah.” Kemudian Nabi Saw, menyetujui pendapat abu bakar itu.
Masih banyak kisah-kisah Nabi Muhammad Saw, yang menunjukkan kegemaran beliau bermusyawarah, dari sedikit kisah di atas setidaknya terdapat pelajaran yang bisa mencerahkan dada.
Ini menunjukkan bahwa Rasululloh Saw, berkarakter terbuka dengan pandangan dan pendapat yang berbeda. Beliat tidak mentang-mentang sebagai Nabi lantas bersikap otoriter, keras tidak mau mendengar pendapat orang lain. Beliau bersikap terbuka dan legowo kepada pendapat para sahabatnya yang dianggap lebih baik. Dan para sahabat tetap dalam posisi sopan ddidalam bermusyawarah, ahlak para sahabat didahulukan dibandingkan lainnya, para sahabat selalu bertanya jika mengenai pandangan Rasululloh Saw, apakah wahyu atau pendapat pribadi beliau.
Setiap sesutau yang diselesaikan dengan musyawaroh, atau mengedepankan musyawaroh di atas lainnya, akan berdampak baik dan tidak akan rusak, Sayyidina Ali pernah berkata : ما هلك امرأ عن المشاورة  seseorang tidak akan sesengsara atas pekerjaanya jika di dasari dengan musyawaroh.
Yang terpenting adalah hasil musyawaroh dijalani disepakati, serta tidak boleh mengadakan musyawaroh setelah musyawaroh, agar tidak tergolong orang  yang berwajah dua, karena bisa menjadi awal kerusakan dan kehancuran.




2 komentar untuk "TIDAK AKAN RUSAK ORANG YANG MUSYAWAROH"

  1. Trimakasih banyak

    Dan tinggal memperbaiki tulisannya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kritik konstruktif terus dinantikan karena baru belajar menulis

      Hapus