NGAJI ROMADHAN, NGAJI SINGKAT TAPI PADAT
SEMAKIN besar hadiah yang dipersiapkan untuk pemenang sebuah
perlombaan, semakin berat saja syarat dan ketentuan yang harus dipenuhi oleh
para peserta lomba. Rintangan atau jebakan menuju titik akhir lomba pun semakin
banyak dan semakin beragam.
Demikian pula jalan menuju orang alim (berilmu), sungguh berliku
dan butuh sebuah perjuangan untuk mencapainya, jika ada orang alim maka
jangan lihat disaat sudah merasakan kealiman, tapi lihatlah ketika
sedang berproses maka hampir dipastikan penuh dengan jalan terjal yang perlu
dan harus diperjuangkan. Sama halnya dengan berlomba menjadi sebuah pemenang
semakin besar hadiahnya maka akan semakin besar juga cobaan dan rintangannya.
Salah rintangan terbesar para santri cilik Ma’had TIbyan Li al-shibyan
adala kembali di bulan Romadhan untuk mengikuti serangkaian kegiatan untuk
menuju kal alim, disaat mereka masih membutuhkan belaian kasih sayang
orang tuanya, pengen berkumpul dalam dekapan kehangatan keluarga, tentu hal ini sebuah hal yang sangat berat
bagi mereka yang masih kecil-kecil, tapi demiknian bagi mereka bukan sebuah
beban walaupun sebenarnya sangat berat, karea mereka sadar bahwa semakin berat
syarat akan semakin besar hadiahnya. Kegiatan yang empat belas hari terasa
sangat singkat tapi mengandung sebuah hadiah besar dibandingkan dengan waktu
hari hari sebelumnya.
Pengen menu berbeda
dengan biasanya, saur dengan keluarga, pengen berkumpul dengan teman-teman
sejawat, liburan dengan handa taulan, karena memang kebanyakan sedang
liburan dibulan Romadhan dan lain
semacamnya. Ini mungkin salah satu model godaan yang mungkin mampu mengikat
diri para santri untuk melangkah kembali untuk mengikuti kegiatan romadhn. Semuanya
bagi mereka tidak menjadi sebuah beban karena mereka sadar akan ada hasil yang
jarang ditemukan diluar bulan Romadhan.
Awal-awal tersirat
dari wajah mereka rasa berat sekali berada dipondok sangat terlihat nampak
sekali, rasa rindu sebelumnya bersama keluarga masih belum kering. Tapi
setibanya dipondok mereka tampak bersemangat mengikuti menu-menu education yang
ditawarkan oleh bagian pengurus.
Mengaji dibulan
Romadhan merupakan salah satu ciri khas budaya pesantren semenjak awal,
pengajian romadhan merupakan mengaji kitab-kitab hataman dalam jangka waktu
singkat, dan kesempatan emas para santri mengaji langsung kepada para masyaikh,
dan ustadz-ustadz yang sudah alim dan mumpuni. Kebiasaan ini sampai saat ini
tidak tergeserkan sama sekali terus dikembangkan dan dilestarikan bahkan ada
beberapa inovasi baru, seperti kursus-kursus pelatihan-pelatihan untuk para
santri sebagai salah satu suplemen penambah selain mengaji kitab. Sehingga
tidak jarang kegiatan yang beberapa hari ini menghasilkan banyak hal yang tidak
ditemukan diluar bulan Romadhan.
Maka semakin besar
pengorbanannya sudah hampir dipastikan akan semakin besar hasil yang akan
didapatkannya, sepertinya halnya para santri yang rela tidak berlibur diwaktu
libur uuntuk kembali dan mengikuti program romadhan.
Maka ngaji romadhan termasuk ngaji singkat, hanya beberapa hari tidak ful satu bulan tapi sangat padat hasil yang didapat.
Maka ngaji romadhan termasuk ngaji singkat, hanya beberapa hari tidak ful satu bulan tapi sangat padat hasil yang didapat.
Mantap...!
BalasHapusTerimakasih, masih proses belajar mas
Hapus