Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

KITA SAUDARA



(Prolog GEBYAR ADGA VI Ma’had Tibyan Li Al-Shibyan Miftahul Ulum Panyeppen)      
Dalam moment Gebyar Adha ke VI, panitia mengusung tema “KITA SAUDARA”. Dari tema ini setidaknya panitia ingin menegaskan bahwa kesuksesan didalam mengikuti ajang rutin tahunan ini.. yaitu tentang bagaimana mengikuti perlombaan dengan ikatan kekeluargaan, penuh persaudaraan, berkompetisi tapi persaudaraan tambah erat.
Penulis menarik dengan tema yang sanga sederhana ini, namun banyak mengandung makna, setidaknya perlu kita sadari bersama bahwa “kita saudara” menjadi sebuah  titik temu (kalimatun sawa) seluruh santri. Yang mesti dikedepankan adalah kesadaran kesantrian kita, saudara yang pertama dan terutama.
Andai kita sadar bahwa tema ini mengandung makna filosofis besar bahwa kita adalah saudara dalam bingkai satu almamater, satu guru, satu tujuan, maka apapun tidak akan pernah meretakan bahkan akan semakin menjadi solid ikatan persaudaran. Justru dengan adanya perlombaan kita bisa mengetahui kelebihan dan kekurangan yang bersamayam dalam jiwa kita, sehingga ajang perlombaan ini menyebabkan tambah erat bahkan bertambah kecerian didalam mengikuti ajang ini. Karena tampa rival dalam perlombaan kita tidak bisa mengukur potensi  diri, maka saling berterimakasih merupakan sebuah kewajiban.
Maka untuk memperkokoh kesadaran bahwa kita saudara, maka saya ingatkan “bahwa kita  adalah santrinya kyai, satu almamater, satu tujuan, satu keinginan, yang harus bergandengan tangan tidak ada yang namanya perpecahan apalagi bermusuhan hanya dikarenakan ajang perlombaan”.
Lomba ini untuk menghibur santri pada hari raya, dikarenakan mereka tidak ketemu orang tua, atau orang-orang yang mereka cinta, pada hari kemenangan seperti hari raya, sehingga butuh hiburan agar mereka terus ceria, dan mengesankan bahwa dipondok lebih indah dibanding dirumah mereka, dengan berbagai event perlombaan bersama para saudara, kecerian mereka merupakan kado terindah penghilang nestapa, maka langkah bijak adalah bagaimana mereka ceria tampa susah menerpa, salah satunya berlomba dengan cara bersaudara, tampil profesional disaat dipanggil panitia, saling support tampa merendahkan yang lain sebagai peserta, karena mereka semua menginginkan juara, maka kalah menang nomer dua, persaudara tambah erat ini yang utama, dibandingkan lainnya.
Rosululloh pernah mencontohkan pentingnya sebuah persaudaraan, dengan bersaudara akan terjalin cinta dan kekuatan, layaknya Rosululloh dulu mensaudarakan sahabat anshar dan muhajirin, sahabat yang tidak kaya harta dengan saudagar hartawan, hal ini untuk saling melengkapi kekurangan, menjadi sebauh power kekuatan, hal ini sebuah contoh yang mesti menjadi pegangan, tidak  boleh kita abaikan apalagi mencoba menghilangkan, ditengah hidup yang diliputi dengan hedonisme, materealistik, dan keegoisan, karena dulu Rosululloh sudah memberi contoh dan tauladan.
Dalam kitab suci Al-Quran,  ALLOH SWT berfirman Surat Al-Hujurat Ayat 10 sebagai berikut :
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ

Arti: Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.
Ini sudah jelas bahwa sesama mukmin bersaudara, sesama santri yang jelas mukmin sangat bersaudara, maka harus bersatu semakin eratkan tali persaudaraan. Serta diperintahkan agar memperbaiki hubungan agar mendapat rahamat dari Alloh SWT. Didalam banyak hadist juga banyak diterangkan mengenai persaudaraan yang mesti jadi landasana dan perhatian diantaranya adalah :
نْ أبْنِ عُمَرَ رَضِى الله عَنْه قَالَ: قَالَ رَسُوْلَ اللهِ صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ: الْمُسْلِمُ أَخُوْ الْمُسْلِمِ لا يَضْلِمُهُ ولايخذله وَلا يُسْلِمُهُ
Artinya: “Diriwayatkan dari Ibnu Umar, beliau berkata: “Rasulullah SAW bersabda: Seorang muslim itu adalah saudara muslim yang lain. Oleh sebab itu, jangan menzdalimi dan meremehkannya dan jangan pula menykitinya.” (HR. Ahmad, Bukhori dan Muslim).
Dengan ayat dan hadist diatas ini sebuah peringatan kepada kita selalu mejadi ingatan, akan pentingnya sebuah  persaudaraan. Bahwa, orang mukmin dengan dengan mukmin harus saling menguatkan, antar satu tidak boleh saling menyakitkan, tidak boleh membully dan meremehkan, akan tetapi hadirkan sebuah kesenangan, disetiap saat harus saling menceriakan. Dihadis lain Rosululloh  menuturkan. Bahwa, sesama muslim ibarat satu badan. Jika sakit satu bagian, maka anggota lain juga ikut merasakan. Jika kalian merasakan kepedihan, maka tidak jauh berbeda kepedihan akan juga dirasakan. Begitu juga sebaliknya jika kebahagian menentramkan, hal yang sama juga dirasakan.
Maka, dengan kontestasi perlombaan, yang hanya berlangsung sepekan, jangan sampaikan mengorbankan persaudaraan, yang sudah dibangun dalam bingkai kebersamaan, hanya karena bersaing demi meraih kemenangan, persaudaraan jauh lebih bernilai dibandingkan apapun dengan berbagai alasan.
Akhiran selamat berlomba, ingat kita semua saudara, mulai hari ini sampai selamanya, jadikan persaudaraan sebagai bekal masuk surga, dengan landasan keimanan dan taqwa. Semoga kita bisa merawat kado terindah dari Alloh Ta’ala, kado persaudaraan dibawah almamater yang sama. Semoga yang terlibat didalamnya. Para santri sebagai peserta, kepdar dan para panitia, senantiasa bisa menghadirkan yang terbaik kepada pondok tercinta, dan juga jadi inisitor keluarya bakat potensi yang selama ini terpendam didalam dada. Selamat berlomba dan selamat Hari Raya Idul Adha 1441 H.
Panyeppen, 07, Dzulhijjah 1441



Posting Komentar untuk "KITA SAUDARA "