RESEP BAHAGIA
Saat ini kebanyakan
manusia hidup hedonisme, matrealistik, induvidualistik, sibuk dengan tampilan
luar dari pada isi, berlomba-lomba mencari kebahagian dengan datang ke berbagai
tempat-tempat wisata, menumpuk banyak harta tapi kehidupan tidak jarang tambah gelisah.
Tidak jarang orang yang kaya harta, rumah bintang lima, mobil selalu gonta
ganti terbaru dan ternama, tapi sering saja mengeluh dengan berbagai persoalan
yang menimpa, ada juga yang mempunyai jabatan tinggi, tapi sering mengeluh
dengan berbagai urusan-urusan yang tidak kunjung selesai-selesai. Sehingga
waktu bersama keluarga melepas rindu dan tertawa sangat sulit dirasa. Ternyata
ada orang tidak kaya harta, jabatan tidak punya, hidup dipinggiran desa, tapi
kehidupannya penuh dengan bahagia, tidak terlihat sekali rasa gelisah, sedih,
apalagi mengeluh, terlihat dari raut wajahnya kegembiraan, benar kata ulama’ :
ليس
الغنى عن كثرة العرض، ولكن الغنى غنى النفس".
Kekayaan bukanlah banyaknya harta, tetapi kekayaan
adalah kekayaan hati) tapi seberapa banyak menikmati dan mensyukuri.
Semua akan terlihat indah dan bahagia apalagi hati selalu menerima terhadap
pemberiannya, dan lisan selalu basah untuk senantiasa mensyukurinya.
Patokan bahagia manusia bukan terletak pada apa yang dimilikinya, tapi
terletak kepada kebersihan hati (jiwa) menerima semua pemberian Alloh SWT, hati
yang dipenuhi dengan sifat qona’ah, zuhud, menerima semua pemberian Alloh
dengan lapang, akan memancarkan cahaya-cahaya kebahagian. Sehingga para
ulama-ulama’ terdahulu ketika sowan kepada ulama, yang diminta pertama kali
adalah do’a kebersihan hati, para ulama menyadari bahwa kebahagian sejati pusat
penggeraknya berada di hati (qalb). Jika hati sudah lapang maka akan berdampak
baik terhadap sikap dan perilaku sehari-hari yang semuanya akan berimplikasi
kepada kebahagian.
Semua manusia dengan berbagai latar belakang, dengan berbagai profesi yang
digeluti, semua bermuara dan menginginkan kebahagian dalam hidupnya. Kepuasan
diri, ketenangan jiwa, kegembiraan menjalani hidup, ini merupakan cita-cita
kebanyakan manusia, ada manusia berlomba ingin mencapai dengan berbagai cara,
bahkan tidak segan-segan terkadang sampai rela melewati hal yang dilarang
agama, padahal menurut penulis jika manusia ingin bahagia dan selamat ada
beberapa hal yang mesti menjadi landasan agar bahagia disetiap jejak langkah kaki manusia :
Pertama, jangan salah niat, lakukan apa saja dengan niatan mencari Ridho
Alloh, jika Alloh jadi tujuan utama, maka kebahagian haqiqi, dan
keselamatanakan menghampirinya. Begitu juga sebaliknya. Sehingga dengan dasar
pentingnya niat, para ulama-ulama didalam kitab-kitab hadis meletakkan
pembahasan niat dibagian paling awal, karena niat akan memberikan dampak
signifikan terhadap semua gerak gerik perbuatan manusia.
Kedua, jangan sampai salah jalan, bercita-cita untuk bahagia mendapatkan
semua yang menjadi keinginan, merupakan karakter manusia tidak perlu
disangsikan, hidup tenang impian semua orang, tapi jika ingin bahagia dan
selamat maka raihlah keinginan dan cita-cita dengan menggunakan jalan yang
benar, jangan sampai menggunakan jalan pintas, karena sesuatu yang diraih
dengan jalan yang tidak benar berpotensi menghasilkan hasil yang tidak benar,
sesuatu yang diraih dengan jalan yang salah,
hal yang berawal dari salah akan melahirkan ketidak tenangan, kegelisahan, keter
ancaman, maka bahagia sangat sulit dirasa, meski memiliki semuanya tapi bathin
tidak tenang maka akan berakibat kepada
hilangnya rasa bahagia.
Ketiga, Jangan salah ucap, perkataan berdampak dahsyat terhadap kehidupan,
keselamatan manusia ditentukan oleh ucapannya, jika sabetan pedang dapat
melukai, dan masih ada potensi untuk diobati, tapi sabetan lisan bisa
mencenderai, terkadang berakhir dengan kematian. Ucapan manusia yang terucap
mengindikasikan isi hatinya (batin), manusia yang hatinya bersih akan
melahirkan ucapan-ucapan sejuk penuh hikmah, tentram dan menenangkan, begitu
juga manusia yang tidak bisa menjaga lisannya mengindikasikan hatinya sedang
tidak baik-baik saja, dan terkadang berawal dari tidak bisa menjaga lisan berimplikasi kepada keburukan, permusuhan, pertengkaran, perperangan, tentu
semua ini akan mengakibatkan kepada ketidak tenangan dan hilangnya kebahagin.
Jaga ucap maka akan menghadirkan kedamaian, kebahagian, keharmonian dalam ruang
lingkup kehidupan.
Ke empat, jangan salah tingkah, kata orang madura pateppa’ paseppak maka bhekal salpak, manusia sebagai makhluk sosial, akan terus bercengkrama dengan tatanan sosial yang terdapat undang-undang tertulis dan tidak. Manusia yang salah langkah akan berakibat yang salah. Maka perlu pertimbangan matang sebelum melangkah dan memutuskan, karena sesuatu yang diawali dengan kehati-hatian dan pertimbangan matang akan menyebabkan langkah yang benar, mereka yang malangkah tanpa perhitungan yang matang maka akan berimplikasi kepada langkah yang salah. Hal ini dinamakan ghurur. Pikirkan dulu, pertimbangan kalau perlu musyawarohkan, baru melangkah InsyaAlloh akan berakhir dengan senyum kebahagian.
Posting Komentar untuk "RESEP BAHAGIA"