Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Cita Cita Anak Muda Menjemput Asa



Beberapa tahun silam dua anak muda ini, sering datang ke kamar, atau mengatur jadwal hanya sekedar bertemu, untuk ngobrol ngobrol banyak hal, sambil canda gurau sebagai khas seorang santri, terkadang tertawa lepas tanpa beban dan batas, tapi topik pembahasan masa depan sering menjadi santapan hangat disetiap perjumpaan.


Keinginan tahu banyak hal yang membuat saya terus termotivasi untuk menemani mereka, rasa penasaran akan tantangan haus ilmu pengetahuan, membuat aku ada rasa senang jika berjumpa mereka, dengan kepolosannya, mereka tidak ingin sepertinya, hidup menjadi manusia kering akan ilmu pengetahuan, ada jiwa memberontak dalam jiwa mereka akan masa depan yang lebih cerah dan indah.

Tergolong berasal dari desa yang sedikit terpencil, latar belakang pendidikan orang tua yang mungkin tidak lulus SD, orang tua yang tidak kaya harta, namun tidak mengurangi semangat mereka untuk berkembang, pernah saya katakan kepada mereka meski di waktu tidak bersamaan. Kalau kamu tidak terlahir dari keluarga tidak berpendidikan. Maka, awalilah pendidikan itu dari mu. Jika kamu tidak terlahir dari keluarga yang kaya harta. Maka, ciptakan kekayaan berawal darimu. Pesan saya juga. Tidak ada investasi terbaik untuk masa depan selain ilmu pengetahuan, maka persiapkan semuanya mulai sejak dini. Ilmu pengetahuan akan terus mendampingi kemana arah kakimu melangkah, mereka yang berpendidikan akan mempunyai sandaran dan rokat untuk menemani jejak langkah perjuangan. Terus kejar cita cita dan pendidikan setinggi tingginya sebelum disibukkan dengan berbagai kewajiban kewajiban. 


Keduanya sama sama ingin menjadi penulis handal dan pembicara hebat. Pengen mempunyai banyak karya, pengen memotivasi banyak orang, pengen bermanfaat kepada ummat. Pesan saya dulu semua bisa, bahkan tidak ada yang tidak mungkin. Para jenderal lahir dari prajurit prajurit, tidak ada jendral langsung jadi Jendra semua berawal dari prajurit biasa. Maka nikmati proses dengan cara suka membaca sebagai pondasi awal, setelah membaca menjadi kebiasaan maka belajarlah menulis, membaca dan menulis dua mata uang yang tidak bisa dipisahkan. Pesan saya kepada mereka Mon bisah noleh story wa Mak tak bisah noles tolesan, coba hasil tolesan pen arenah sabek e blog atau dear diary, Ting bennyak terbitkan sebagai bukteh jek noles. 


Tak disangka sangka, dari keduanya ada yang sudah mau nerbitkan buku, sudah lumayan sering ngisi ngisi forum forum ilmiah, aktif diberbagai ruang ruang diskusi, bahkan sering tampil diacara acara halaqoh dan seminar. Bahkan fotonya sering menghiasi beranda platform media sosial sambil pegang micropond. 


Hari-hari ini saya melihat buah yang manis hasil diskusi dan ngobrol di saat masih di pondok dulu, ngobrol di atas sepeda Scoopy legenda, ngobrol di kamar, atau ngobrol di berbagai tempat yang tanpa sengaja. Mereka berdua sekarang sedang melanjutkan jenjang pendidikannya di tingkat magister, disebuah kampus ternama high class university.


Saya tersenyum. Ada rasa lega dan bahagia yang tidak bisa saya jelaskan ditulisan singkat ini. Alhamdulillah saya telah diberikan nikmat bisa menemani mereka melanjutkan jenjang pendidikan mereka, seorang anak dari pelosok desa yang mempunyai cita cita tinggi, semoga Alloh mudahkan perjalanan rihlah mereka berdua, sehingga menjadi insan cendekia menuju pribadi lebih berisi dan baik. Salam sukses dari temanmu. Semoga terus berkembang dipendidikan magister. 




2 komentar untuk "Cita Cita Anak Muda Menjemput Asa"

  1. Saya mau menangis, bagaimana sosok kakanda sekaligus gurunda memang menuntun nanda.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tangisanmu hari ini, senyum manismu dimasa depan, kamu boleh ditinggalkan oleh orang yang sangat engkau cintai, tapi semangatmu akan membuat beliau berdua bahagia. Saya siap menemani dan menyayangi meski tidak sama dengan belia berdua, sampai kamu tau merasakan manisnya perjuangan hari ini. Salam sukses berkah

      Hapus