Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pelajaran Berharga Dari Pedagang Kecil di Trotoar




Pada suatu ketika saya ketemu dengan seorang ibu paruh baya yang Istiqomah menjual kacang rebus, camilan, kacang, kripik singkong dan lain lain di sebuah trotoar jalan lintas kabupaten. Dengan rasa iba dan kasihan dibawah rintik hujan yang turun sepanjang malam menemani sang ibu menjual jualannya, terlihat dingin sekali tampak dari kulitnya dan badannya yang menggigil. Malam sudah agak larut hujan terus turun sang ibu tetap tegar duduk bersila didepan toko sambil lalu menunggu pembeli yang mulai sepi. 


Saya coba membeli dengan sisa uang yang ada didalam kantong, senyum sumringah tampak dari wajah sang ibu, tatkala aku mendekati sambil menyodorkan uang dari saku, sambil lalu sang ibu bertanya semua ya nak, saya hanya mengangguk. Saya tanya sudah ada yang beli ya ibu, beliau menjawab dengan lirih dengan bahasa Madura yang fasih kik sobung nak, mulai jem senapah ibu menjawab kellek nak Kun nutupah toko Parak magribbeh, Sampek bileh biasanah Sampek jam 12 nak. 


Ibu yang sudah sangat sepuh idealnya istrihat, apalagi turuh hujan yang sangat dingin, banyak pertanyaan pertanyaan bergantung di otak. Sesekali saya bertanya lagi karena hujan semakin deras tidak bisa melanjutkan perjalanan, ampon senapah taon sampean se ajuwelen, kurang lebbi belesen taon bahkan lebbi tuturnya ditemani senyum kecil diwajahnya. Kemudian ibu bercerita meski dengan jualan ala kadarnya bukan berarti tidak ada kemajuan, yang penting ikhtiar kisahnya. Sebenarnya oleh anak tidak dikasih tapi daripada diam dirumah tidak bergerak kan Eman waktu terbuang, dan Alhamdulillah dari jualan ini saya bisa menguliahkan anak anak jadi serjana, punya rumah saya hasil dari jualan dan sudah lama nyetor uang haji tinggal nunggu giliran kisahnya ber api api. 


Ada berapa hikmah yang dapat dipetik, kelihatannya saja jualan kacang dan cemilan ala kadarnya, tapi rezeki sudah diatur oleh Alloh jika kita terus berusaha, rezeki sudah ada yang menjamin jika mau berikhtiar, tidak berpangku tangan, ingin mendapatkan yang instan, tapi semua harus melalui proses, seperti yang dicontohkan oleh ibu ibu penjual kacang. Usaha dan kerja keraslah kunci seorang akan sampai ke puncak kesuksesan. Karena pada dasarnya didalam hidup ini tidak ada yang instan mesti diperjuangkan. Mereka yang berikhtiar. Sukses adalah bonus dan hadiah dari proses kerja keras yang telah diperjuangkan.

Posting Komentar untuk "Pelajaran Berharga Dari Pedagang Kecil di Trotoar "