JADI OWNER KARENA BAROKAH
Ada seorang teman yang hari ini menjadi owner bebek di Jakarta Pusat. Berawal dari titah orang tua yang memerintahkan dia agar merantau ke luar pulau Madura, dikarenakan himpitan ekonomi dan hutang pada keluarganya. Mempunyai hutang baru membangun rumah karena rumahnya terkena ekspansi pembuatan waduk penampungan air sekitar rumahnya.
Sesampainya di Jakarta dia melamar pekerjaan sebagai cleaning service di sebuah perusahaan, ketika dia diwawancarai, dia ingat terhadap para masyaikh yang ada di pondoknya, spontanitas dia haturkan Fatihah memohon doa Barokah untuk kelancaran proses wawancara, alhamdulillah ternyata dia dinyatakan lulus dan diterima bekerja di sebuah perusahaan sebagai cleaning service.
HR sebagai cleaning service dirasa tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari tambah kontrakan. Akhirnya dia resign dan dia hijrah ke Jember membuka cafe, Alhamdulillah cafenya berjalan dan banyak pengunjung, bahkan sangat diminati oleh kalangan para mahasiswa, tetapi masih saja tidak cukup untuk menabung serta memenuhi kebutuhan orang tua di kampung. Ditambah ada adiknya yang paling bungsu sedang dalam pendidikan, dan dia yang mempunyai tanggung jawab untuk memenuhi pembiayaannya.
Akhirnya dia pulang dengan tujuan sowan sama orang tua dan mertua, serta pengen mengaji ke maqbaroh masyaikh. Untuk menebus dosa atau pelanggaran yang pernah khilaf dikerjakan waktu menjadi santri, tapi menurut ku dia termasuk santri yang rajin dan Istiqomah, belum pernah melihat dan mendengar bahwa dia melanggar. Bahkan oleh wali kelas dulu di madrasah ketika memotivasi temen temen disuruh meniru temen saya ini. Rasa rindu ke pondok dan Ikatan batin yang kuat dengan para masyaikh dia buktikan dengan senantiasa tidak pernah meninggalkan pesan pesan masyaikh, dan amalan amalan yang telah Istiqomah dia baca semenjak menjadi santri sampai boyong. Setelah selesai sowan kepada orang tua, mertua dan khataman di maqbaroh, dia kembali ke Jakarta dengan semangat dan keyakinan baru.
Sesampai di Jakarta dia jualan kopi keliling pakai sepeda hasil pinjaman dari seorang temannya, dan kopi yang dijual hasil ngebon (pinjam) kepada temannya. Tatkala dia kayuh sepeda sambil menawarkan kopi menyusuri jalanan dan sudut sudut gang kecil di Jakarta, dia bergumam dalam hatinya masa' engkok tak olleyah barokah darih pondok jek engkok tak Toman malanggar, sambil meneteskan air mata dia tanpa henti mengirim patehah kepada masyaikh, selalu ingat wajah masyaikh. Setiap berjualan kopi oleh orang Madura yang biasa jualan disebut STARLING (Starbucks keliling). Ketika sampai waktunya sholat dan membaca Yasin dia mencari mosholla untuk sholat dan membaca amalan amalan dari pondok.
Saya teringat terhadap dawuh seorang ulama bahwa wirid wirid amalan di pondok salah satu penghubung dengan para guru.
ان الاوراد يتصلك الى شيخك لا تتركها ابدا...
Sesungguhnya aurad( wirid-wirid) itulah penghubung mu dengan gurumu jangan kamu tinggalkan selamanya.
Hal ini selaras dengan apa yang sering didawuhkan oleh Syaikhona dalam setiap kesempatan ketika mengaki kepada beliau. Bahwa semua para santri baik yang aktif maupun sudah boyong tidak pernah berhenti didoakan oleh saya Dawuhnya. Tinggal apakah para santri dan alumni mengamininya. Mengamini dalam artian mengikuti dawuh dawuh beliau dan mengamalkan semua amalan yang telah di ijazahkan. Kekalahan pertama bagi santri adalah meninggalkan amalan amalan aurad (wadhofah) yang istiqomah dibaca selama di pondok sebagaimana didawuhkan oleh Almarhum KH Maimun Zubair.
Hatinya yang selalu Rindu ke pondok dan para masyaikh dan terus Istiqomah mengamalkan amalan amalan dari pondok, hari ini dia sudah tidak lagi jualan kopi Keliling. Tapi mempunyai anak buah sekitar dua puluh jualan kopi keliling, dan mempunyai dua warung nasi bebek, serta mempunyai kontrakan, tidak hanya itu dia sekarang mempunyai empat Majlis Dzikir (kompolan Madura). Tujuannya tiada lain hanya agar para temen yang bekerja tidak selalu ingat dunia ada waktu untuk ingat akhirat tuturnya. Setiap saat dia adzan tanpa mengajak kepada anak buahnya sehingga dengan sendirinya malu dan Istiqomah sholat berjamaah di tempat kontrakan yang dia miliki.
Alhamdulillah saat ini hutang orang tuanya, dan kebutuhan rumah tangganya sudah terbilang cukup bahkan biaya adek di pesantren sudah di handle sepenuhnya, dan bisa nabung untuk kebutuhan masa depan. Pelajaran yang dapat kita petik dari kisah panjang dia adalah kesemangatan, perjuangan dan berta'aluknya hati kepada masyaikh mengantarkan dia menjadi seorang yang dimudahkan dalam berbagai hal. Ilmunya jalan usahanya berkembang. Dia mengakhiri ini semua karena BAROKAH. Semoga terus sehat kawann....
Posting Komentar untuk "JADI OWNER KARENA BAROKAH"