BERJALANLAH AKAN TEMUI KEINDAHAN
Merenungi indahnya perjalanan rihlah ilmiah terasa sangat indah, ada kenikmatan tersendiri menyusuri lorong panjang berliku liku. Bukankah perkara yang dapat melapangkan dada dan melenyapkan awan-awan kesedihan dan kesusahan adalah melangkah berjalan menjelajah panjangnya perjalanan dan membaca ``buku penciptaannya``, yang membentang luas agar kita menyaksikan bagaimana pena-pena kekuasaan menuliskan keindahan-keindahan di atas lembaran-lembaran kehidupan. Bagaimana tidak, karena di tengah-tengah perjalanan menyaksikan indahnya taman taman bunga, membentang luasnya sawah-sawah, tingginya pegunungan dan hijaunya pohon-pohonan, begitu indah mempesona, terhamparnya luasnya samudra.
Dr. `Aidh al-Qarni dalam bukunya La Tahzan berpesan, keluarlah dari rumah, lalu perhatikan apa yang ada disekitar sekitar pandangan anda, di depan belakang samping kiri kanan! Dakilah gunung gunung yang menjulang, jamahlah tanah tanah di lembah-lembah, panjatlah batang-batang pepohonan, regulah air yang jernih, dan ciumkan hidungmu atas bunga mawar! Pada saat-saatnya demikian itu, Anda akan menemukan jiwa Anda benar-benar merdeka dan bebas seperti burung yang berkicau melafalkan tasbih tasbih di angkasa kebahagiaan. Keluarlah dari rumah Anda, tutup kedua mata anda dengan kain hitam kemudian berjalanlah di bumi Allah yang sangat luas ini dengan senantiasa berdzikir dan bertasbih.
Ditengah tengah perjalanan ada banyak pelajaran kebijaksanaan yang bisa menjadi tambahan pengetahuan, contoh sederhana kita belajar kepada lampu merah disetiap perempatan jalan. Hijau lanjutkan perjalanan, merah berhenti, kuning persiapan berhenti. Adakalanya harus berhenti sejenak tatkala lampu merah, agar mereka yang kebagian lampu hijau bebas berjalan sampai kepada tujuan. Apa jadinya jika tidak ada yang mengalah, tidak mengikuti rambu rambu, hanya memenuhi egois ingin segera sampai tujuan tanpa mengikuti aturan. Maka yang terjadi kesemrawutan ketidak beraturan, demi ingin memenuhi keinginan tanpa memedulikan aturan. Maka, yang ada adalah sama sama mengalami kekalahan. Pelajaran yang dapat kita ambil dalam kehidupan nyata. Beri ruang kepada mereka yang mempunyai hak, maka hak kita akan mudah kita dapatkan.
Pelajaran kedua belajar dari para tukang pengatur jalan, yang mudah kita temui diberbagai sudut jalan besar. Biasanya mereka berada ditikungan, tempat putar balik, atau simpang empat yang tidak ada lampu merahnya. Mereka dengan ikhlas berpanas panas mengatur lalu lintas agar tidak terjadi kesemrawutan dijalan. Bagi pengendara yang melihat dari sudut pandang positif akan merasa iba memberikan segopek uangnya karena merasa dibantu oleh pengatur jalan. Tapi bagi mereka yang melihat dari sudut pandang negatif, merasa terganggu dengan petugas pengatur jalan, karena mereka merasa tanpa bantuanpun para pengendara merasa bisa, sehingga terkadang klapsonpun tidak berbunyi, tidak berkata kotorpun sudah untung. Dari ini dapat kita petik hikmahnya bahwa tidak semua kebaikan berbalas dengan kebaikan, maka bersabarlah dan terus berbuat baik jangan pernah berhenti karena tidak dihargai apalagi dicemooh.
Ada juga para pengendara yang harus berhenti ditengah jalan tatkala hujan, padahal sudah ditunggu dengan berbagai tugas dan keperluan tiada lain karena tidak membawa jas hujan, atau ada yang rela menerobos derasnya hujan meski tanpa jas hujan. Hikmah pelajaran dari mereka adalah, yang tidak siap perbengkalan dan peralatan cendrung berhenti ditengah perjalanan. Begitu juga kehidupan mereka yang tidak siap perbengkalannya menyongsong kehidupan cendrung sering berhenti ditengah jalan, dan tentu akan memperlama sampai ketujuan. Maka persiapkan bekal sesuai kebutuhan agar mudah diperjalanan. Atau berdiri tegak terhadap setiap rintangan, bersikap kasatria cobaan bukan alasan untuk berhenti tapi kesempatan untuk terus melangkah demi sebuah tujuan.
Berjalanlah, jangan mengurung seorang diri berteman dengan sunyi, murung membahayakan psikologis diri. Keluar lihat indahnya pemandangan, indahnya kehidupan, jangan bersedih dan menyerah kepada pembisik pembisik yang menyebabkan kesedihan.
Mari kita keluar berjalan, sesekali sekali sambil membaca bait-bait Al-Qur'an di tepi-tepian sungai dan lautan, di pinggiran hutan yang rimbun, di antara indahnya kicauan burung-burung membaca untaian puisi cinta, atau di depan gemercik aliran air sungai yang sedang bertasbih mengisahkan perjalanan dari hulu ke hilir, bukannya menjelajahi pelosok-pelosok negeri dan lorong-lorong desa merupakan kegiatan yang sangat menyenangkan. Sehingga tidak jarang para dokter selalu merekomendasikan, agar tidak stress menghadapi suatu persoalan dan tekanan dan beratnya beban kehidupan, dengan melepaskannya berjalan ke tempat-tempat indah yang tak pernah dikunjungi, oleh karenanya marilah sesekali kita berjalan sesuai dengan keinginan untuk mencari ketenangan, bergembira, berpikir, dan sekaligus bertafakur menghayati ciptaan Alloh yang sangat luas ini dan penuh dengan keindahan. Sesuai dengan perintah Alloh dalam Al Qur'an..
إِنَّ فِى خَلْقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ وَٱخْتِلَٰفِ ٱلَّيْلِ وَٱلنَّهَارِ لَءَايَٰتٍ لِّأُو۟لِى ٱلْأَلْبَٰبِ
Artinya: Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,
ٱلَّذِينَ يَذْكُرُونَ ٱللَّهَ قِيَٰمًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِى خَلْقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَٰطِلًا سُبْحَٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ ٱلنَّارِ
Artinya: (yaitu) orang-orang yang mengingat Alloh sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.
Referensi : https://tafsirweb.com/37646-surat-ali-imran-ayat-190-191.html
Posting Komentar untuk "BERJALANLAH AKAN TEMUI KEINDAHAN "