Menembus Batas, Meraih Cita
Sejak kecil, telah ditinggalkan oleh orang tuanya, menjadi saudara tertua dengan hanya ibu yang bekerja serabutan, ditambah dua adik yang masih kecil. Hal ini tentu menjadi tantangan tersendiri dalam melanjutkan pendidikan dan merencanakan masa depan. Namun, Alhamdulillah, bersyukur karena kedua adiknya kini sedang menjalani pendidikan di pesantren dan sedang berada di bangku kuliah.
Meskipun keadaan tidak mudah, itu bukanlah alasan untuk berhenti melanjutkan pendidikan, bermalas-malasan, atau terjebak dalam ketertinggalan. Justru, selama masa sekolah dapat berhasil meraih banyak prestasi, yang akhirnya membuat dipercaya oleh wali kelas untuk menjadi ketua musyawarah bersama teman-teman.
Jenjang S1 baru saja diselesaikan, sembari mengabdikan diri sebagai pengurus pesantren. Menjalani dua kewajiban ini—studi dan khidmah—bukanlah sebuah kesulitan. Kuncinya adalah memiliki keinginan kuat dan kemampuan untuk berbagi waktu. Membuktikan bahwa keduanya bisa berjalan berdampingan, tanpa harus ada yang ditinggalkan. Tentu saja, banyak alasan yang bisa membuat seseorang menyerah, namun memilih menyerah dan pasrah awal dari kalah, maka tiada pilihan lain selain terus maju dan menyelesaikan semua permasalahan dengan penuh keyakinan.
Hari ini, saya mendapat kabar bahagia bahwa telah mendaftarkan diri untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang Magister di UIN Sunan Ampel Surabaya. Ini adalah langkah berikutnya dalam pengembaraan ilmiah, yang terinspirasi oleh dorongan dari ibu tercinta. Saya sampaikan rasa syukur, semoga Alloh memudahkan segala urusan, dan memberikan kelancaran. Jangan pernah ragu tentang bagaimana cara membayar UKT dan kebutuhan lainnya, karena jika sudah diterima dan lulus, yakinlah bahwa Alloh akan menunjukkan jalan yang tak terduga dengan caraNya.
Sembari menyodorkan sebuah naskah buku yang sudah di-layout dan hanya tinggal mencari judul yang mind-blowing, saya sempat membaca sepintas isinya. Ternyata, isinya sangat bagus dan berbobot, penuh dengan gagasan yang substansial. Terbukti, beberapa tulisan penulis telah diterima di berbagai media, yang semakin memperlihatkan bahwa dia memiliki potensi di atas rata-rata. Ini tentunya sangat menarik, menunggu terbitnya buku tersebut untuk bisa dibaca oleh para generasi Gen Z, yang dikenal sebagai generasi yang terbuka dan penuh inovasi.
Sebagaimana yang diungkapkan oleh filsuf besar, Socrates, "Pendidikan adalah kunci untuk membuka pintu kebebasan." Setiap tantangan dalam hidup, termasuk kesulitan ekonomi dan keterbatasan yang dihadapi sejak kecil, tidak seharusnya menjadi halangan untuk meraih cita-cita dan mengembangkan diri. Justru, seperti yang dicontohkan dalam perjalanan hidup ini, kesulitan bisa menjadi pendorong untuk terus maju, meraih prestasi, dan berkontribusi untuk peradaban. Bahkan, para ulama seperti Imam Al-Ghazali pernah mengingatkan, "Ilmu adalah cahaya yang akan memimpin kita keluar dari kegelapan." Dengan tekad dan kerja keras, setiap langkah menuju pendidikan yang lebih tinggi, seperti halnya melanjutkan studi ke jenjang Magister, adalah bukti bahwa harapan dan cita-cita masih dapat dicapai, asalkan kita tidak pernah menyerah.
Maka, teruslah memupuk semangat untuk belajar, berbagi, dan mengabdi, karena pendidikan bukan hanya tentang pencapaian pribadi, tetapi juga tentang memberi manfaat kepada sesama. Semoga perjalan rihlah ilmiahnya tidak hanya membuka pintu ilmu, tetapi juga membuka pintu-pintu kemudahan yang akan memudahkan langkah langkah kedepan untuk terus berkontribusi kepada umat. Semoga Alloh SWT memberikan kelancaran dan keberkahan dalam setiap langkah yang diambil. Selamat Belajar....
Posting Komentar untuk "Menembus Batas, Meraih Cita"