Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

TIDAK GENGSI, PELAJARAN BERGENGSI



Waktu itu, saya membawa Aim ke Kebun Binatang Surabaya. Meskipun tanpa ekspresi bahagia yang mencolok, Aim tampak tertarik melihat berbagai hewan yang sebelumnya hanya ia lihat di poster-poster yang dipajang di kamarnya atau dalam buku-buku yang dibelikan oleh ibunya. Ia membandingkan gambaran-gambaran yang ada di pikirannya dengan kenyataan yang ia saksikan secara langsung. Namun, tulisan ini sebenarnya bukan hanya tentang perjalanan bersama Aim, melainkan tentang pengalaman saya di kebun binatang pada suatu sore.


Setelah seharian berkeliling menyusuri jalan-jalan di sekitar kebun binatang, menikmati berbagai wisata hewan, tiba-tiba hujan deras turun dengan sangat lebat. Dalam keadaan seperti itu, saya melihat seorang anak kecil, sekitar usia 5 hingga 6 tahun, datang dengan tubuh basah kuyup. Anak itu nekat menerobos hujan deras dan petir yang menggelegar di langit Surabaya. Meski demikian, dia tetap tersenyum dan dengan penuh semangat menjajakan jas hujan plastik kepada para pengunjung yang berlindung di pinggir jalan. Meskipun usianya masih sangat muda, anak itu tidak merasa gengsi melakukan pekerjaan tersebut. Ketika ada pembeli yang membeli dagangannya, wajahnya terlihat bahagia. Keberhasilannya membuat dagangannya laku terjual habis dalam waktu singkat, meski tubuhnya mulai menggigil karena kedinginan. Bibirnya memucat dan tangannya bergerak-gerak, tanda bahwa ia kedinginan, namun semangatnya tetap membara. 


Anak itu mengajarkan kepada saya arti sebuah perjuangan dan pengorbanan. Di tengah banyaknya anak-anak muda yang malu atau gengsi untuk berprofesi, anak kecil ini menunjukkan semangat yang luar biasa. Ia mengajarkan kita bahwa siapapun, tidak peduli usia, bisa bekerja keras dan berdedikasi, bahkan dalam kondisi yang paling sulit sekalipun.


Melihat anak itu, saya tidak bisa menahan rasa haru. Dalam usia yang seharusnya penuh dengan keceriaan dan bermain, dia sudah memahami betul nilai dari kerja keras dan usaha. Di tengah kondisi yang kurang mendukung, dia tetap teguh menjalankan tugasnya tanpa rasa malu atau takut. Hal ini membuat saya merenung, betapa banyak di antara kita yang sering kali merasa canggung atau ragu saat harus menghadapi tantangan hidup. Kita sering kali membiarkan rasa gengsi atau takut gagal menghalangi langkah kita, padahal seharusnya kita bisa belajar dari semangat anak kecil itu. Di dunia yang penuh dengan kesulitan dan ketidakpastian, kita justru perlu menghadapinya dengan hati yang hangat, semangat yang membara, dan tanpa rasa takut atau malu untuk berusaha. Pengalaman di kebun binatang itu mengingatkan saya, bahwa kadang-kadang, kita bisa mendapatkan pelajaran hidup yang berharga dari orang-orang yang paling tidak kita duga, bahkan dari seorang anak kecil yang baru memulai perjalanan hidupnya. 


Sebagai penutup, pengalaman itu mengajarkan saya bahwa kehidupan tidak selalu tentang seberapa besar atau kecilnya kita, atau seberapa banyak yang telah kita capai. Terkadang, pelajaran terbaik datang dari mereka yang tampaknya masih berada di awal perjalanan hidup mereka. Seperti anak kecil yang dengan penuh semangat menjalani peranannya, kita semua memiliki potensi untuk berjuang dan bekerja keras, meskipun terkadang tantangan yang kita hadapi terasa berat. Keikhlasan dan keteguhan hati dalam menghadapi segala kesulitan adalah hal yang lebih penting daripada hasil akhir yang kita peroleh. Pengalaman sederhana di kebun binatang itu mengingatkan saya bahwa semangat, keberanian untuk mencoba, dan usaha tanpa kenal lelah adalah kunci untuk menjalani kehidupan dengan penuh makna. Semoga kita semua dapat meniru semangat anak kecil itu, yang tak pernah menyerah meski menghadapi kesulitan, dan selalu percaya bahwa setiap usaha akan membawa hasil yang berharga. Mental anak yang tidak gengsi pelajaan yang bergengsi.

Posting Komentar untuk "TIDAK GENGSI, PELAJARAN BERGENGSI"