Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

PEMBUSUKAN OTAK

Sumber Foto Alamy.com

Platform sosial media terus menawarkan berbagai bentuk konten, seperti reels, video pendek di TikTok, Instagram, CapCut, dan lainnya. Generasi Alpha cenderung menghabiskan waktu dengan scrolling—menggeser layar gadget sambil rebahan—tanpa sadar mengonsumsi konten dalam waktu yang lama. Berjam jam menghabiskan waktu hanya geser geser layar android.   


Menurut penelitian dari Pew Research Center (2022), sekitar 67% remaja di AS mengaku menghabiskan waktu terlalu lama di media sosial, dengan TikTok dan YouTube sebagai platform yang paling sering digunakan. Sementara itu, laporan dari Common Sense Media (2023) menunjukkan bahwa anak-anak dan remaja rata-rata menghabiskan lebih dari 5,5 jam per hari untuk menonton video di platform digital.  ada banyak dampak negatif yang kurang baik terhadap perkembangan kognitif. antara lain dari kebiasaan ini adalah :


1.Menurunkan Rentang Perhatian 

Studi dari University of California, Irvine menemukan bahwa seringnya berpindah dari satu konten ke konten lain dalam waktu cepat dapat mengurangi kemampuan fokus dan konsentrasi. Anak-anak yang terbiasa dengan video pendek cenderung mengalami penurunan rentang perhatian, sehingga lebih sulit untuk fokus dalam belajar atau membaca teks panjang.  Jadi tidak betah membaca buku, atau menonton series lama yang berisi education.  


2. Meningkatkan Risiko Kecanduan Digital  

Menurut penelitian yang dipublikasikan di Jurnal Computers in Human Behavior (2021), konsumsi konten yang cepat dan berulang memicu pelepasan dopamin, yang menyebabkan efek kecanduan. Algoritma platform sosial media dirancang untuk membuat pengguna terus menerus menonton, sehingga sulit berhenti. Ada rasa ketinggalan, bahkan seakan menjadi sesuatu yang aneh bagi dirinya,  jika tidak menonton konten yang FYP diberbagai platform, meski sebenarnya tidak penting penting amat untuk diketahui. Bahkan terkadang memang tidak penting untuk diketahui, karena cendrung yang viral sesuatu yang memang tidak mengedukasi. 


3. Gangguan Tidur dan Kesehatan Mental

Studi dari Harvard Medical School (2023) menunjukkan bahwa paparan cahaya biru dari layar gadget sebelum tidur dapat mengganggu produksi melatonin, hormon yang mengatur siklus tidur. Selain itu, konsumsi konten yang berlebihan dikaitkan dengan peningkatan kecemasan dan depresi, terutama pada remaja.  Maka sebaiknya sebelum tidur menjauhkan dari HP, bukan malah HP menonton sang pemilik karena terlelap sebelum tidur pegang HP. 


4. Menurunkan Kemampuan Berpikir Kritis.  

Video pendek yang berisi informasi serba cepat membuat anak-anak terbiasa menerima informasi secara instan tanpa melakukan analisis mendalam. Hal ini dapat berdampak pada penurunan kemampuan berpikir kritis dan pemecahan masalah, seperti yang diungkapkan dalam penelitian dari Stanford University (2020). Bahkan yang sangat memprihatinkan adalah scroling video- video pendek, dengan bumbu caption bombastis, berimplikasi merasa pintar karena brasa sudah tau segalanya.


5. Kurangnya Aktivitas Fisik

Menghabiskan waktu berjam-jam dengan gadget juga berdampak pada kesehatan fisik. WHO (World Health Organization) merekomendasikan anak-anak dan remaja untuk melakukan aktivitas fisik minimal 60 menit per hari, tetapi penelitian menunjukkan bahwa lebih dari 70% remaja tidak memenuhi rekomendasi ini karena lebih banyak waktu dihabiskan dengan scrolling di media sosial.  


6.Pembusukan Otak.

Penelitian lain menunjukkan bahwa kecanduan scoorilng tanpa ujung  menonton video-video pendek di media sosial, menyebabkan definisit kognitif. Ilmuan dari Tianjin Normal University dan UCLA menemukan bahwa orang dengan kecanduan ini memiliki struktur otak yang berbeda, yang dapat memengaruhi perhatian, pembelajaran, dan memori. Hasil pemindaian otak pada 112 orang berusia 17-30 tahun menunjukkan adanya hubungan antara konsumsi video pendek berlebihan dengan masalah kognitif serta peningkatan pembusukan otak atau biasa disebut brain rot, yang terkait dengan kebiasaan menghabiskan waktu lama di aplikasi berbasis klip singkat. Para peneliti menyoroti bahwa konten yang dipersonalisasi dan sangat menarik dari platform video pendek berkontribusi pada kecanduan. Mereka memperingatkan bahwa dampak negatifnya bisa menggangu aktivitas sehari-hari serta kesehatan mental pengguna. 


Meskipun video pendek bisa menghibur dan memberikan informasi cepat, konsumsi yang berlebihan dapat menyebabkan berbagai dampak negatif, terutama bagi Generasi Alpha. Oleh karena itu, penting bagi orang tua dan pendidik untuk mengawasi penggunaan media sosial serta mendorong keseimbangan antara konsumsi digital dan aktivitas dunia nyata. Seyogyanya kurangi dan batasi, ganti dengan aktifitas produktif


Posting Komentar untuk "PEMBUSUKAN OTAK "