Personal Branding
Personal branding adalah konsep yang semakin penting di era digital ini, di mana identitas dan citra diri dapat memengaruhi peluang karier dan hubungan profesional. Dalam dunia yang terhubung secara global, kemampuan untuk membangun dan memelihara personal brand yang kuat dapat menjadi kunci kesuksesan dalam berbagai bidang.
Menurut Forbes, sekitar 85% perekrut mencari calon karyawan di media sosial, dan 70% dari mereka memperhatikan reputasi online saat memutuskan untuk merekrut. Hal ini menegaskan betapa krusialnya membangun citra diri yang konsisten dan positif di dunia maya. Tidak hanya di dunia kerja, media sosial juga memainkan peran besar dalam membentuk personal branding, dengan 4,7 miliar orang aktif menggunakan platform digital seperti LinkedIn, Instagram, dan Twitter, sebagaimana dilaporkan oleh Statista. Bahkan, 71% konsumen lebih cenderung membeli produk atau jasa dari merek yang mereka percayai, dan hal ini juga berlaku bagi individu yang membangun personal brand mereka dengan baik, seperti yang diungkapkan dalam laporan Sprout Social.
Lebih lanjut, personal branding yang kuat dapat meningkatkan kepercayaan diri seseorang, yang pada gilirannya memperkuat peluang karier mereka. Sebuah studi dari Deloitte menunjukkan bahwa 77% individu yang mengelola personal brand mereka dengan baik melaporkan peningkatan kepercayaan diri dan kepuasan terhadap karier mereka. Dalam dunia yang serba digital, kemampuan untuk mengelola citra diri juga menjadi keterampilan yang terus berkembang. LinkedIn melaporkan bahwa 57% profesional menganggap kemampuan membangun personal brand yang efektif sebagai keterampilan penting untuk kesuksesan jangka panjang. Oleh karena itu, membangun dan memelihara personal branding yang kuat melalui media sosial dan interaksi profesional yang autentik bukan hanya memberikan kepercayaan diri lebih, tetapi juga membuka peluang-peluang baru yang berharga di dunia kerja.
Menurut Prof. Tohir Dekan FTK UINSA saat kami sowan meminta petunjuk tentang pelaksanaan webinarseries program doktor PAI UINSA, beliau berpesan orang dulu kagum terhadap lulusan institusi pendidikan terkemuka, tapi penelitian akhir akhir ini lebih cenderung percaya terhadap personal branding. Pengakuan terhadap kepakaran diberbagai platpotm sebuah keniscayaan yang perlu digalakkan.
Hal ini senada dengan apa yang disampaikan oleh Gus Baha' mencanangkan pada alumnus Pesantren untuk memasang Plang "Ahli Fathul Wahab" "Ahli Nahwu Sorof" Atau esuai basic ilmunya. Jika orang luar pesantren berani meletakkan plakat spesialis ini, spesialis itu, maka sudah saatnya orang pesantren Memviralkan ilmunya atau sesuai apa yang sebut diatas personal branding, hal ini sesuai dengan sebuah syair yang berbunyi ,:
إذا أنت لم يشهرك علمك لم تجد ... لعلمك مخلوقا من الناس يقبله
وإن صانك العلم الذي قد حملته * أتاك له من يجتنيه ويحمله
"Jika Kamu tidak memviralkan keilmuanmu, Maka orang-orangpun tidak akan menerima ilmumu # Sebaliknya jika kau menampakkan, memposting keilmuanmu, maka orang-orang akan belajar/ Memfollow dirimu". (Adabuddunya wad-diin, Imam al-Mawardi).
Tidak alasan untuk tidak memfarame kepakaran yang dimiliki, spesialis keilmuan yang dimiliki, memposting dan menyebarkan bagian dari personal branding, ditengah gempuran hilangnya kepakaran.
Membangun personal branding yang efektif di era digital memerlukan pendekatan strategis yang memanfaatkan platform online secara optimal. Salah satu solusi utama adalah penggunaan media sosial, blog, dan situs web pribadi untuk menciptakan dan mengelola citra diri yang konsisten dan menarik. Penelitian menunjukkan bahwa konten berkualitas tinggi dan autentik, serta pemahaman mendalam tentang audiens target, sangat penting dalam strategi ini.
Selain itu, diferensiasi diri melalui penonjolan keunikan pribadi dapat meningkatkan daya tarik dan memenangkan persaingan di pasar digital. Pendekatan ini tidak hanya meningkatkan keterlibatan dan kepercayaan konsumen tetapi juga berpotensi meningkatkan penjualan dan pertumbuhan bisnis.
Penting juga untuk memperkuat identitas merek melalui desain logo dan elemen visual lainnya, guna meningkatkan visibilitas dan kepercayaa. Tidak jarang para guru besar menamai Platpotm digitalnya dengan menamainya contoh Prof Muzakki, Prof Setella, Prof Tohir di IG. Secara keseluruhan, strategi personal branding yang efektif melibatkan kombinasi antara keaslian, konsistensi, pemanfaatan media digital, diferensiasi, dan elemen visual yang kuat. Pendekatan holistik ini dapat meningkatkan reputasi profesional dan membuka peluang baru di pasar yang kompetitif. Maka sudah saatnya para santri menampilkan kepakarannya disosial media. Mudah mudaha Berkah Mamfaah.
Posting Komentar untuk "Personal Branding "