Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Al - IQDAM





Waktu dulu kelas tiga Wustho di pesantren, temen temen mempunyai slogan untuk dibuat goyonan, Al -Iqdam disetiap kesempatan, pertemuan dan perbincangan kata Al-Iqdam selalu menjadi bumbu penyedap keakraban antar teman. Bukan tanpa alasan karena saat itu kita ngaji kitab Idhotun Nasyi'in karangan Syekh Mosthofa al-Ghalayani, dibaca oleh guru senior yang sudah puluhan tahun Maos (membaca) kitab Allohumma Yarhan Ustadz Mashudi.


Setiap Ahad sore temen temen tiga kelas berkumpul di Mosholla SMP Al - Miftah Terpadu, saat ini jadi mosholla Ma'had Tibyan Li Al Shibyan. Ada kesemangatan sendiri belajar kitab yang penuh dengan motivasi didalamnya, selalu asyik dan seru karena dihiasi dengan kisah kisah heroik penuh makna.


Motivasi motivasi beliau selalu membara, menghidupkan jiwa jiwa lemah temen temen. Kesemangatan musyawarah malam Senen sedikit berbeda, teman teman kompak mengejar ketertinggalan diwaktu makna, saling melengkapi keterangan dari beliau.


Al - Iqdam hampir mendarah daging dalam jiwa temen temen, keberanian tampil merupakan aset berharga, investasi terbesar untuk membuktikan bahwa semuanya punya potensi, dari keberanian akan lahir kemenangan, sikap insecuere merupakan dari kekalahan, tidak jarang para orang orang pintar dikalahkan oleh mereka yang tidak begitu pintar karena punya karakter Al-Iqdam. 


Para pemenang hampir dipastikan mereka punya mental berani mengambil resiko, bagi saya lebih baik salah karena mencoba daripada benar tidak pernah mencoba, para pendaki sampai kepuncak gunung tinggi menjulang, sehingga bisa melihat view indah, tiada lain karena sikap berani mengambil resiko, berani menerjal jalan terjal berliku berduri dan semacamnya.


Tidak jangan mereka yang bodoh tidak lulus sekolah dasar sekalipun bisa menjadi the Winner, menjadi pengusaha sukses, mengalahkan mereka yang punya konsep, kaya teori, tapi hanya pintar berwacana tapi takut mengeksekusi, maka sangat realete dengan apa yang yang disampaikan oleh Syeikh Musthofa Al-Ghoilaini dalam karangannya, Kitab Idhotun Nasyiin


ان السلف الصالح لم يبلغ تلك العظمة الهائلة ولم يذلل تلك العقبات الصعبةالمرتقى ولم يصل الى ما يطاءطاء عندذكره كل راءس الاباالاءقدام واثارة الهمة وان الخلف لم يتاءخرعن هذه المرتبة ولم يقصر عن تلك الغايةالابعدان تقاعس عن العمل النافع واحجم عن الاءخذ بشتات الحزم


Sesungguhnya orang-orang baik terdahulu, tidaklah dapat mencapai kejayaan yang luar biasa, tidak dapat menaklukkan rintangan-rintangan sulit dan tidak pula dapat mencapai tingkat yang membuat setiap orang menganguminya, kecuali dengan keberanian dan kobaran cita-cita yang mulia.


Sementara orang-orang yang hidup sekarang ini tampak tertinggal, tidak dapat mencapai derajat seperti orang-orang terdahulu dari tidak mampu meraih cita-cita itu disebabkan mereka tidak berani maju dan tidak berani melakukan usaha yang baik dan berguna serta enggan menghadapi tantangan demi tercapai keinginan.


Pesan yang ditulis tahun 1913 ini sangat relevan dengan kondisi zama saat ini, para santri harus mengkikuti kebiasaan ulama ulama salaf yang mampu mencapai kejayaan, sampai kepuncak peradaban seperti di Abbasiyah. Tiada lain karena berani tampil kedepan, berani mengambil sikap, berani mencoba, berani mensukseskan apa yang sudah menjadi cita cita. Karana pada dasarnya tantangan hanya bumbu penyedap untuk sampai ke puncak kesuksesan, dan bahan bakar untuk sampai kesana adalah terus berani tampil kedepan. Karena ditangan kita para pemuda terdapat urusan bangsa, dan gambaran masa depan Negara tergantung para muda hari ini. Agar tidak terjadi lost generation dimasa depan maka kita para pemuda pemudi yang akan menghadapi bonus demografi dan generasi mas dimasa depan harus berani singsingkan lengan baju bersamangat mempersiapkan dengan segala upaya. Pendidikan, kompetensi, skill dll. Semuanya bisa terwujud jika kita berani tampil kedepan. Selaras dengan pesan Syekh Mosthofa al-Ghalayani di penghujung penutup bab pertama..


ان في يدكم امر الاءمة وفي اقدمكم حياتها فاءقدموااقدام الاءسدالبا سل


“Sebenarnya, di tanganmulah urusan umat ini. Kehidupan mereka terletak pada keberanianmu. Oleh karena itu, majulah dengan penuh ‘semangat dan keberanian, seperti haraimau yang garang.” Ucap Syeikh Musthofa Al-Ghoilani.


Hidup yang tidak diperjuangkan tidak akan pernah dimenangkan.


Moh. Abdulloh Zain



2 komentar untuk "Al - IQDAM "

  1. Demikianlah tidak ada pesta yang tak berakhir, tidak acara yang tidak selesai, begitu pula Iqdam kita sering mengalami jalan buntu, serasa percuma Iqdam jika tidak feedback baik dari ke Iqdaman kita...
    Solusinya guru

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jika buntu satu jalan terbuka jalan jalan yang lain. Bukan tidak ada feedback, tapi setiap balasan sesuai dengan jerih payahnya. Jangan takut mencoba jalan lain, jangan phobia menggunakan metode yang lebih efisien tepat sasaran jika mengalami kebuntuan. Selamat

      Hapus